Karawang

Pada tahun 1416 M, armada angkatan laut Cina mengadakan pelayaran keliling atas perintah Kaisar Cheng Tu atau Kaisar Yunglo, kaisar dinasti Ming yang ketiga. Armada angkatan laut tersebut dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho alias Sam Po Tay Kam yang beragama Islam. Demikian juga juru tulisnya ma Huan, beragama Islam.
Armada tersebut berjumlah 63 buah kapal dengan tujuan menjalin persahabatan dengan raja-raja selatan tetangga Cina. Dalam perjalanan menuju Majapahit, armada singgah di Pura, Karawang untuk sekalian menurunkan Syeh Hasanuddin yang ikut menumpang. Syeh inilah kemudian berjodoh dengan Ratna Sondari, puteri penguasa Pura Karawang. Dari sinilah rentetan penyebaran agama Islam bermula ke seluruh wilayah di sekitarnya.
Karawang hingga sekarang terkenal sebagai lumbung padi nasional dengan area pesawahan sangat luas. Ternyata sejak zaman Kerajaan Sunda pun, Karawang merupakan salah satu kota pelabuhannya.
Bahasa dan Seni Tradisi: Penduduk asli Karawang adalah suku Sunda yang menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa aslinya, juga bahasa Indonesia sebagai bahasa formal. Berbagai seni yang tumbuh di daerah ini adalah: Tarling (Cibango, Sukatani, Cilamaya), Topeng Banjet (Karawang Utara, Parungpung, dsb), Wayang Golek (Teluk Jambe, Karawang, Babakan jati), Tanjidor, Calung, Pencaksilat, Goong renteng, Kliningan, gambang kromong, reog, wayang kulit (Rawa Gempol), Nadran (Pesta laut)dan Lomba Dayung.
Wisata Sejarah/Budaya:
1. Candi Batujaya (Diperkirakan sebagai satu lokasi pemujaan pada zaman kerajaan Tarumanegara dengan penemuan tembikar, perhiasan emas. Kompleks percandian yang berjumlah 30 candi ini terbuat dari batu bata di Kecamatan Batujaya Karawang) 2. Tugu Rengasdengklok (peristiwa heroik menjelang 17 Agustus 1945) 3. Makam Kyai Panembahan Adipati Singaperbangsa 4. Makam Syekh Hasanuddin (Syekh Quro) 5. Vihara Sian Jin Ku Po
Wisata Alam:
1. Curug Cigentis 2. Curug Santri/Curug Lalay 3. Gunung Gua dan Mata Air Citaman 4. Situ Kamojing 5. Penangkaran Rusa di Hutan Tegalwaru

Tidak ada komentar: