Positif thingking 1

Rumah tradisional Sunda yang berdinding bambu berlantai bilah bambu serta dilengkapi tepas/teras bambu, masih banyak dijumpai hingga kini. Walau tidak sebanyak tahun 80-an, rumah tradisi tersebut dapat dijumpai dari ujung barat banten, sedikit di wilayah DKI serta di pedesaaan di propinsi Jawa barat lainnya.
Yang terlihat secara masal berkelompok adalah di wilayah Badui-Banten Selatan, kampung adat Ciptaresmi Sukabumi, Suku Naga Garut serta di beberapa wilayah lainnya.
Banyak ciri khas yang sama pada tipe rumah tradisional di tiga propinsi tersebut, diantaranya adalah tidak mempunyai pagar halaman. Konsep tanpa pagar tersebut mencirikan ciri masyarakat yang ber'positive thingking'. Artinya punya kepercayaan diri akan keselamatannya, tanpa khawatir terhadap ancaman binatang buas serta kejahatan manusia lainnya.
Malah menurut pengalaman seorang sahabat dari luar pulau Jawa saat beliau bertugas di jawa barat pada tahun 50-70an. Rumah-rumah tradisi ini Selalu menyediakan segentong 'air gratis' di teraS rumahnya. Katanya kalau kita kehausan, mampir saja dan silahkan mengambil air sepuasnya Karena memang disediakan empunya rumah bagi para musafir yang lewat. Demikian pula bila malam, mampir saja tanpa khawatir akan diusir tuan rumah. Syukur-syukur tuan rumah masih bangun, biasanya akan diajak makan bersama walau belum kenal sama sekali dengan sang musafir. Kalau tuan rumah sudah tidur, teras bisa dijadikan hotel gratis juga.
Faktanya rumah tanpa pagar sekarang telah menjadi konsep perumahan modern, tengoklah rumah di Amerika dan Eropa.
"Mangga linggih (Silahkan mampir)!" bukan sekedar basa basi saat kita melewati sebuah rumah di wilayah barat pulau Jawa bagian barat ini. Itu dulu ................ sekarang?????!!!!!

Tidak ada komentar: