Jangan berlatih silat

Perjalanan ke Cianjur sangat menyenangkan bisa melihat hamparan sawah yang menghijau sejauh mata memandang. Demikian asri, segar dan menyejukkan mata, hati, perasaan dan rohani. Indahnya negeriku..........
Disamping tempat dudukku ada teman ngobrol, seorang kakek yang sepertinya sudah berpengalaman dan kaya dengan pemahaman. Terjadilah adu bako :
"Bagaimana pak, pencak Cikalong masih sering dipagelarkan di kota Cianjur ini?, tanya penulis.
"Nak, tidak baik belajar silat karena hanya membuat tawuran, perkelahian dan kekerasan," jawabnya.
Waduh, jawaban ini membuatku tercenung. Benarkah itu? Silat adalah sejenis olah raga serupa dengan karate, taekwondo, wushu, tinju. Mengapa demikian sinis dan pesimis pemahaman kakek kita terhadap kekayaan bangsanya sendiri?!
Rupanya sang kakek punya guru besar yang telah mewasiatkan jawaban tadi, setelah ditelisik lebih lanjut.
Padahal kalau kita jujur dan obyektif, olahraga (termasuk silat) adalah salah satu kecerdasan fisik yang harus dimiliki setiap komponen masyarakat, kalau ingin maju bangsanya.
Kecuali sang guru besar tadi sedang melakukan pencucian otak (brainwashing) murid-muridnya agar jadi manusia lemah, lelaki letoy yang tak berdaya.
Ya, lihatlah sekarang, Cianjur termasuk salah satu penyuplai TKI yang banyak selain kasus Traficking Woman berdampingan dengan Sukabumi, Karawang dan beberapa daerah lainnya.
Pintarnya sang guru.....

Tidak ada komentar: