Devide at Impera 1

Ketika para penjajah frustasi dan bosan dengan perlawanan rakyat Jawa barat yang gigih dan tak pernah berhenti, maka taktik penyerangan secara kekuatan fisik/militer ditambah dengan politik pecah belah (Devide et impera).
Politik pecah belah (Devide et impera) kalau sekarang mungkin kita kenal sebagai kegiatan pasukan anti teror, psywar, melumpuhkan musuh dari dalam, pembusukan dari dalam, pembunuhan karakter adalah metoda para penjajah tersebut.
Peninggalan politik pecah belah ini 'masih lestari' hingga sekarang. Diantaranya saja : saat seseorang berhasil kaya raya maka tersebarlah isu sebagai hasil 'nyegik' (babi ngepet, bhs. Ina), 'ngipri' (pemuja ular, bhs. Ina), 'Munjung', dll.
Demikian juga saat seseorang berprestasi hingga mendapat posisi serta jabatan, populer hingga jadi artis top selalu berhembus kabar burung sebagai hasil dari 'dudukun' (karena dibantu ilmu hitam).
Oleh karena itu sangat tidak aneh, bila masyarakat pulau Jawa barat bagian barat telah sedikit banyak luntur 'keguyubannya' karena wabah saling curiga diantara mereka.

Tidak ada komentar: