Devide at Impera 2

Area histori pertempuran serta jumlah besar dalam kurun waktu yang panjang perlawanan terhadap para penjajah di bumi Nusantara ini adalah di jawa barat. Sehingga jawa barat begitu menarik para pria pemberani dari seluruh nusantara untuk bergabung bersama-sama membuktikan keterampilan, kepandaian, kekuatan serta keperkasaannya dalam melawan tirani penjajah. Contohnya saja ulama besar Syech Yusuf dari Makassar bertempur di pegunungan Banten hingga Priangan bertahun-tahun.
Demikian juga Hatta dari Sumatera, juga Soekarno yang Selain bekerja dan sekolah di jawa barat juga bersama-sama rakyat jawa barat bahu membahu berupaya melenyapkan pelaku kekejaman kemanusiaan.
Kumpulan orang muda yang intelek, pintar, berani serta didukung rakyat yang sadar akan harga dirinya sangat merepotkan penguasa penjajah waktu itu.
Sekali lagi devide et impera digunakan secara intens, kaum cerdik pandai/menak ('bangsawan', bhs. Ina) dibenturkan dengan rakyat kebanyakan. Para penjajah sangat tahu bahwa perlawanan selalu dipimpin para 'menak' ini, supaya rakyat Jawa barat tidak patuh pada kaum ini skenario pun disusun dengan cermat.
Akan tetapi Soekarno Hatta tidak terjebak, sehingga tetap mendapat dukungan masyarakat Jabar.
Akan tetapi menak lokal berhasil dijauhkan dari rakyat biasa, seperti air dengan minyak yang tersekat diantara keduanya.

Tidak ada komentar: