Serang

Berdirinya Serang erat kaitannya dengan sejarah Banten. Pada abad XII - XV Banten sudah menjadi pelabuhan Kerajaan Sunda Pajajaran. Sang Surasowan penguasa pelabuhan perdagangan Banten yang ramai adalah anak dari Sri Baduga dan Kentring Manik Mayang Sunda. Putri Surasowan menikah dengan Syarif Hidayatullah (yang kelak jadi penguasa Cirebon) dan melahirkan Hasanuddin.
Syeh Hasanuddin ini diangkat menjadi penguasa Banten pesisir dan Banten Girang setelah mendapat bantuan Cirebon dan Demak dalam rangka penyebaran agama. Pada masa Hasanuddin pusat kekuasaan yang semula berkedudukan di Banten Girang dipindahkan ke kota Surosowan di Banten Lama (dekat pantai) pada tanggal 8 Oktober 1526. Tanggal dan tahun ditetapkan sebagai hari jadi Serang. Hasanuddin pula yang mendirikan Keraton Surasowan sesuai dengan nama kakeknya.
Dari masa ke masa, pelabuhan di Banten menjadi pelabuhan yang ramai selain Sunda Kalapa (cikal bakal Jakarta). Pada masa kolonial Belanda, daerah ini banyak menyimpan cerita perjuangan dalam melawan kekuasaan penjajah.
Bahasa dan Seni Tradisi: Masyarakat Serang sebagian berbahasa Jawa dialek Serang yang erat kaitannya dengan proses penyebaran agama Islam oleh ulama-ulama dari daerah Jawa, serta sebagian berbahasa Sunda dalam pergaulannya selain bahasa Indonesia sebagai bahasa resminya. Seni tradisi yang tumbuh: Debus (atraksi kekuatan), Syaman (seni zikir), Angklung Banten, Patingtung (silat isi), Gacle, Rudat, Ubrug, Beluk (rajah dlm bahasa Sunda), Terbang Gede, Wawacan (pupuh Sunda lama), dan Mawalan.
Wisata Alam:
1. Pantai Salira Indah 2. Gunung Krakau 3. Marina Village 4. Pantai Karang Bolong 5. Air panas Batukawung 6. Cagar Alam Pulau Dua/P. Burung 7. Cagar Alam Pulau Sangiang
Wisata Sejarah/Budaya:
1. Mesjid Kasuyatan 2. Bekas Keraton Kaibon 3. Bekas Keraton Surosowan 4. Mesjid Agung Banten 5. Benteng Spelwijck 6. Klenteng Cina/Vihara Budha
Wisata Ilmiah:
1. Museum Krakatau

Tidak ada komentar: